Cinta seperti yang sedang kujalankan saat ini? Aku
bahagia dengannya, senang dengan perhatian dan segala macam bentuk kasih
sayangnya yang mampu menjadi support dan semangat baru sehari-hari ku dalam
pencarian karirku saat ini. Tak mampu ku pungkiri kalau aku butuh stimulus macam
itu, disamping usaha dan doa-doa yang sedang kujalani.
Aku lupa, bahkan aku belum menanyakan kepada diriku
sendiri sebelum dia dua bulan lalu kuijinkan masuk dalam pintu hatiku. Aku lupa
menanyakan apakah aku sungguh mencintainya? Apa dia memang laki-laki pilihan
ku, yang membuat aku bahkan bertahun-tahun tak berkeinginan bersama dengan
siapapun laki-laki, bahkan seseorang yang jelas-jelas tak diragukan cintanya
dan sudah cukup syarat sampai mamahku pun menyetujuinya, malah aku tak memilih
dengannya. Sekarang sudah kutinggalkan cerita itu.
Aku sedang melawan diriku sendiri Tuhan. Tidak hanya aku
bahkan semua teman yang tahu siapa akupun pasti tahu cinta seperti apa yang
kusukai. Aku sadar, yang sedang kujalani ini bukanlah cerita cinta yang terlalu
ku sukai. Yang kudapatkan dengan cara singkat, dengan berlanjut harmonis dan
penuh rasa kasih sayang yang seperti biasanya pasangan-pasangan lain. Bersama
dengan seseorang yang 14 tahun lebih dewasa dariku, tentunya dia lebih mengerti
tentang hal seperti ini ketimbang perempuan polos seperti aku.
Keinginanku untuk dapat bersama dengan orang yang
menyayangi, peduli dan memahami, apalagi untuk saat ini seiring dengan semakin
bertambah dewasa usiaku, aku semakin memerlukannnya untuk metamorfosis hidupku
yang baru, supaya aku tidak absen dari sebuah perubahan diri yang selama ini
tidak terlalu signifikan, ini memang alasan tak relefan dan kurang peduli
prinsip. Hal inilah yang membuat aku tak peduli siapa dia? Bagaimana
karakternya? Jelasnya dia sudah memberikan
sebuah stimulus gairah hidup dan turunan-turunanya. Iyah, aku tahu benar
dia sudah sedikit mencampuri otakku dengan rayuan mesranya, dan ini akan
semakin membuat otakku tidak jernih lagi, ditambah kebiasaan burukku yang
berharap Tuhan memaafkan. Aku tahu Tuhan tak setuju.
Rabb, kusadari dengan sepenuh hati bahwa aku sedang
melakukan kesalahan, aku menjalani fitrah manusiawiku secara keliru dan salah.
Diapun makhlukMU yang tidak buruk, jika aku pura-pura tidak tahu apa yang buruk
darinya, aku hanya ingat rasa sayangnya kepadaku yang setidaknya mengingatkanku
bahwa ada adamMU yang mau menyayangiku seperti keluargaku mengkhawatirkanku.
Karena aku tak sempat untuk mengharapkan seseorang yang sungguh ku cintai
sepenuh hati, yang kupilih dengan berbagai pertimbangan, yang kukenali setelah
waktu yang lama. Persepsiku hingga saat ini tetap sama Rabb,,, aku tak pernah
bisa bersama dengan orang pilihanku sendiri, yang kuharapkan memiliki perasaan
yang sama seperti tulusnya aku mencintainya, aku akan merasakan sakit yang
sangat hebat Allah,, aku tak mau merasakannya lagi. sepertinya Engkaupun tahu
Rabb,,, beberapa adamMU yang manakah yang sebenarnya kupilih. Tidakkah kau
takdirkan aku bukan untuk memilih Rabb,,, aku hanya dipilih, dipilih dari
seseorang yang mau menyayangiku tulus. Meski aku akan selalu berdoa kepadamu
untuk berdampingan hidup dengan adam terbaik pilihanMU, yang membuat hatiku
tidak ragu. Aku akan selalu merasa tak
mampu untuk bersama dengan adammu yang benar-benar kuinginkan Allah,,, bantu
hamba dari rasa seperti ini.