Rabu, 03 April 2013

Keep Your Spirit Zi


Belum berhasil untuk mendapatkan posisi karier sebagai batu loncatan awal. Tak apa, setidaknya aku sudah tahu seberapa kapasitas dan kemampuanku dalam posisi itu. Ternyata belum sampai sebutir debu atau sebiji zahrah atau analogi lain yang menggambarkan betapa masih kurangnya ilmu yang kupunya. Untuk menjadi seorang asisten peneliti  dalam sebuah proyek penelitian di bank sentral ternama di Indonesia adalah posisi yang ku kira akan menjadi karier pertama. Nyatanya aku belumlah cukup ilmu dan pengalaman untuk berkesempatan di posisi itu, berbeda dengan teman-teman ku yang ku akui memang layak. Karena itu sudah kusadari dari selesai interviewku dengan peneliti senior bersama timnya bahwa aku memang belum layak. Karena itu harus banyak belajar lagi.
                Bicara tentang metamorfosis hidup, aku yang dulu ngga jauh berbeda dengan saat ini. Hanya saja sekarang sudah selesai kuliyah. Ketika kuperhatikan beberapa teman dan sahabatku, mereka sudah berani mengambil keputusan untuk melepas masa jalangnya, tanpa menghentikan mimpinya. Menjadi istri dari lelaki yang dicintainya. Memang hidup itu penuh dengan pilihan dan harus berani memilih. Ketika sibuk dengan rasa bingung dan ketakutan akan resiko dari masing-masing pilihan itu, maka tanpa disadari waktu sudah berlalu lama dan aku masih dalam posisi sebelumnya, tidak ada perubahan. Ini berlaku untuk semua hal, begitupun dengan masa depan yang akan mengantarkanku menuju keberhasilan yang kurancang. Menjadi vakum seperti sekarang ini juga pilihan, tidak ada yang mengharuskan untuk berada dikondisi ini, juga bukan berarti tidak ada pilihan lain. Hidup itu proses, dan setiap proses dipenuhi dengan kesempatan yang harus kita pilih satu.
                Selama masa ini, timbul prasangka buruk dengan diri sendiri. Bahkan menghargai arti diri saja tak mau. Mungkin tak sejauh itu. Yakin  bahwa sebenarnya banyak potensi dan kemampuan yang dimiliki, hanya saja perlu percaya dan fokus pada satu arah, aku yakin sekali rencana-rencana yang sudah terfikirkan dapat tercapai. Meski sedikit putus asa dan enggan meminta lagi kepadaNYA, tapi kusadari mungkin saja banyak sekali riburan orang di luaran sedang menghadapi konflik lebih berat pada waktu yang sama. Karena itu, aku masih punya rasa syukur. Atau mungkin karena ketakutan ku dengan pilihan, yang lama dan tak pernah mengambil keputusan dengan pasti. Ini berakibat pada kondisi sekarang. Sedari dulu, kelemahanku yang tak mampu percaya diri dengan keputusan bahkan yang kecil sekalipun. Ini masih bisa diperbaiki, sungguh-sungguh dan berfikir tenang mungkin akan membantu.
                Mengisi kekosongan ini, kugunakan dengan melakukan beberapa hal untuk membunuh rasa malas dan terpenting berusaha tidak melewatkan waktu tanpa arti, itu yang sangat tidak kusukai sebenarnya. Memasak berbagai masakan yang biasa mamah buat atau kadang memikirkan resep baru dan memasak bersama mamah. Membuat kue, meski masih sangat amatiran, mencari-cari resep baru di internet kemudian membuatnya sendiri. Tanpa kulupa untuk sering update lowongan kerja. Itupun masih banyak sekali waktu yang tersisa, hal ini membuatku merasa pesakitan dan mati suri. Harusnya lebih bersabar dan nikmati proses. Bukankah sengaja mengurung diri dirumah memang tidak baik?. Rasa jenuh membuat ku ingat dengan keinginan lama dari SMP, bisa bermain gitar akustik. Dalam waktu dekat semoga bisa membelinya dan berlatih. Karena dengan itu, bisa menyanyikan lagu kesukaan dengan iringan gitar juga menurutku ini cukup menghibur untuk ku sekedar melupakan sejenak tentang kar
ier, kemudian membuat rencana itu lagi.
_Nice Day