Rabu, 22 Mei 2013

Belajar Syukur dan Sabar

Ketika kita berikhtiar untuk mendapatkan apa yang kita mau, namun tak juga tercapai bahkan dalam jangka waktu yang lama, maka akan muncul rasa kekecewaan dan putus asa yang menyebabkan tak mau berbuat apa-apa lagi. Lalu dengan begitu saja menganggap bahwa hal itu percuma dan hanya sudah membuang waktu. Menganggap kalau ikhtiar itu tak akan membedakan kebaikan manusia antara satu dengan yang lainnya. 

Di titik ini, Tuhan sedang memberikan ujian soal berupa masalah- masalah seperti halnya anak sekolah yang sedang menghadapi ujian nasional untuk mendapatkan kelulusan. Tuhan akan menguji seberapa tahankah kita dengan masalah itu dan bagaimana cara kita mengatasinya. Cuman terkadang sebagai manusia biasa, akan merasa berada dititik puncak kesabaran, ingin melakukan suatu perubahan namun tak bisa. Disaat seperti itu maka akan lupa dengan segala hal yang patut disyukuri, lebih banyak dari masalah itu sendiri. 

Orang bijak bilang kesabaran atas masalah yang dihadapi dapat membuat orang lebih dewasa lagi dalam menghadapi hidup. Aku percaya itu, tapi sangat perlu butuh dukungan dan ketenangan untuk menghadapinya hingga dia berhasil, dan ketika aku mengalami kesusahan untuk menemukan pelarian yang tepat, betapa beruntungnya aku ketika Allah selalu siap sedia menerimaku kapan saja, bahkan ketika semua penduduk bumi sedang lelap tidur. Bukankah Tuhanku selalu menerimaku, dalam keadaan apapun? ketika semua aib dan dosa ku yang kupunya masih ditutupiNYA supaya aku masih tetap di cintai makhluknya. Coba saja kalau Allah sudah tak baik lagi dan membuka semua keburukan dan kenaifan ku, pasti sudah membuatku merasa sangat malu.

Belajar memahami dan menghayati kata sabar, bukan berarti pasrah dengan keadaan. sabar, setelah melakukan ikhtiar, meski belum seberapa. Belajar mengerti arti syukur, ketika orang lain sedang susah payah mempertahankan dirinya untuk tetap bisa bertahan hidup, maka aku bisa dengan merdekanya melakukan segala hal dengan nikmat sehat ku hari ini. Syukur, karena bapak dan mamah masih mau memperhatikanku dan peduli, padahal tutur kata dan prasangkaku tak sebaik mereka.

"Sabar di balik kesulitan, pasti ada kemudahan "
"Man Shabara Zhafira" Barang siapa yang bersabar, maka beruntunglah dia. kukutip kata ini dari buku Ranah 3 Warna karya A.Fuadi