Selasa, 22 April 2014
Feuhhhhhhhhhhh
ngapain yahhh,,, bingung mau ngerjain apa di kampus. kadang terganggu dengan perasaan sendiri, jadi ngga konsentrasi. imaginasi masih campur aduk, kadang untuk menetralisir perasaan dengan berbagai imaginasi bohong itu susah, tapi bisa tiba-tiba gampang. hmm entahlah, mungkin akan hilang dengan sendirinya. ,,, istighfar itu sepertinya memang dibutuhkan.
Minggu, 06 April 2014
Tahapan dari Resolusi
Satu resolusi sudah sedikit
kulakukan, meski harus ada perkembangan terus untuk menjadi aku yang lebih baik
lagi. tentunya, Allah adalah Dzat yang punya peran besar dalam metamorfosis
hidupku. Dengan beberapa ikhtiar, doa, dan motivasi keluarga terdekat, dan
tentunya atas ridho dan izinnya maka aku bisa mengkreasikan hidupku dari sebuah peta yang kubuat sendiri untuk
menjadi nyata.
Bagiku adalah sebuah
keajaiban, ketika kutulis sebuah catatan pernyataan khilafku kepadaNYa, atas
keraguannku dari sebuah rencana dengan proses yang cukup melelahkan. Maka
itu, kelipatan hari setelah ku sadar,
tepatnya 18 hari kemudian sejak tanggal 18 Februari lalu, Allah memberiku
sebuah kesibukan berarti yang sangat kusenangi. Menyampaikan ilmu yang
bermanfaat kepada beberapa orang teman sebaya dan lebih tua adalah sebuah
aktifitas yang menyenangkan bagiku, dengan keterbatasan ilmu yang kumiliki,
namun seiring waktu berjalan ku mencoba terus belajar tentang ilmu pengetahuan
yang belum ku tahu, Allah Swt maha berilmu meliputi seisi langit dan bumi,
karena itu aku tidak perlu khawatir. Untuk beberapa waktu ini sedang
merencanakan studi S2, yang berharap masih tetap teguh pada idealisme ilmu yang
ingin ku pelajari lebih banyak lagi. Amin. Setelah itu aku tahu bahwa “ketika Allah menutup 1 pintu rezeki, maka
akan terbuka 2 atau 3 pintu lainnya” adalah benar adanya.
Evaluasi dari beberapa
keinginanku dalam posting-postingan sebelumnya, ada sedikit yang dapat
kurealisasikan. Salah satunya, aku sudah berhenti nomaden, tidak lagi hidup
pindah –pindah dari tempat saudara satu ke tempat saudara lainnya. Aku sangat
bersyukur atas ini, dan deskripsi dari keadaanku sekarang adalah tinggal
bersama kedua orang tua tercinta, senantiasa menjadi bagian dari kesehariannya,
mengamati hari-demi hari perubahan usianya yang sudah tidak muda lagi, turut
serta dalam perubahan kecil perekonomian keluarga dimana ekspektasi ku adalah
mensejahterakan keduanya diusia tua nanti. Setiap hari berbincang-bincang
dengannya, bisa pergi jalan bersama mamah saat weekend. Ditengah aktifitas
keseharianku, orang tua selalu memberiku dukungan secara langsung, dan ini
tidak kurasakan sebelumnya selama 4 tahun, yang ada timbul rasa ketidakpedulian
diantara kita. Trimakasih Allah,, kanku buktikan aku bisa mewujudkan mimpiku
disini, disamping keluargaku tanpa kuharus menjauh darinya, dengan izin-Mu.
Harapan ingin menjadi
seorang praktisi yang senantiasa bertindak, bukan hanya membaca dan
menyampaikan teori teks-teks buku yang bisa saja kurang relevan. Sehingga
menjadi akademisi yang arif dan menyampaikan ilmu sesuai kejadian yang positif
bukan lagi normatif. Menjadi manusia yang turut andil dibidangnya dalam
perubahan kecil yang baik di sekitar tempatku berada.
Amiiii,,, semoga.
Kamis, 03 April 2014
Evaluasi
Memang bener, tak bisa sepenuhnya kita berharap lebih dari orang lain dalam hal apapun. meski kita mengira bahwa kita sudah memberikan yang terbaik terhadap siapapun disekeliling kita, selalu melempar senyum, salam dan berbagai perbuatan baik lainnya. tapi ingatlah untuk JANGAN berharap kembalian dari apa yang sudah kita berikan. setiap apapun hal baik yang pernah kita lakukan, lupakan saja. dengan itu kita tidak akan terlalu kecewa akan harapan yang kita inginkan terhadap orang lain.
Setiap manusia pasti berpotensi untuk membuat kecewa orang lain, karena itu sebagai makhluk yang lemah kita tidak bisa meminta harapan lebih dengan sesama manusia, harapan dalam hal apapun. manusia tidak akan pernah bisa membahagiakan makhluk sesamanya dengan maksimal. kita akan sangat kecewa ketika apa yang kita terima dari mereka tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. maka berharap banyaklah hanya kepada-NYA, Allah Swt yang tidak pernah membuat kecewa, seberapapun banyaknya kita mengecewakannya. Allah selalu melayani kita dengan maksimal.
Minggu, 09 Februari 2014
Forgive Me Allah
Habis waktu sudah hanya untuk
mengeluh, meratapi dan sedih karena sedikit masalah dari beberapa masalah besar
yang orang lain alami. Menganggap kalau masalahkulah yang paling komplek dan
sulit diantara masalah-masalah orang lain. Padahal jauh sekali, mungkin
mentalku saja yang masih kecil.
Belakangan ternyata sudah lupa akan
arti tawakal, berserah diri kepada Allah atas apa yang ku lakukan untuk meraih
rencana dengan berbagai ikhtiar. Seringkali berikhtiar dan hasilnya tidak
seperti apa yang kuinginkan dan menemui kegagalan, seketika itu aku mengeluh,
meminta kembali kepadaNya untuk dimudahkan, sembari bertanya: kenapa? Kenapa
tidak Engkau mudahkan saja aku mencapai itu, sehingga selesai sudah masa
pencarian itu. Astaghfirullahhh,,,, hamba khilaf Rabb, betapa aku terlihat
meragukan-Mu, padahal aku tahu Engkau sudah mencatatkan dengan tinta itu semua
hal yang akan terjadi denganku 50 juta tahun sebelum aku ada, di dalam kitab
Lauh Mahfuz, dan aku tahu tinta itu sudah kering. Kenapa bisa-bisanya aku
meragukan-Mu, tampaknya aku lupa kalau setiap Engkau menutup satu pintu rezeki
untukku, Engkau akan membuka enam atau tujuh pintu yang lain. Engkau maha
mengetahui, sedangkan aku tidak ya – Wakiil.
“Dan
bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, yang
melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat). Dan (melihat pula) perubahan
gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.”
(QS. Asy-Syu’ara: 217-219).
Betapa aku sangat ketakutan akan
suatu hal yang sudah direncanakan, tetapi belum terlaksana. Hanya karena waktu
yang tertunda, semuanya perlu proses, dan setiap orang memerlukan waktu yang
berbeda untuk mendapatkan tujuannya. Dan bukan Allah tak sayang, hanya karena
proses yang kulalui panjang dan melelahkan. Taukah,,, kalau Allah maha
mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Taukah,, kalau janji Allah tidak
akan pernah menelantarkan hambaNya.
Seorang bayi menangis
sekencang-kencangnya ketika dia dilahirkan oleh ibunya, karena dia takut tidak
bisa makan lagi, karena satu-satunya saluran plasentanya diputus. Padahal
setelah itu Allah memberikan rezekinya melalui dua air susu ibu. Kemudian
setelah disapihnya dua tahun, bayipun menangis lagi, karena dia ketakutan tidak
disapih lagi, padahal Allah kembali menambahkan rezekinya dengan memberinya
makanan buah-buahan, sayuran, dan bahan makanan yang lain yang lebih banyak.
Maafkan hamba ya Wakil,, hanya kepada-Mulah aku bertawakal.
Tidak ada yang perlu kutakutkan
lagi, manusia memang berhak berencana untuk mewujudkan keinginan dan
cita-citanya, tapi hanya Allah lah yang punya kuasa penuh atas hamba-Nya.
Manusia berhak berikhtiar melalui kaki dan tangannya untuk mendapatkan sebuah
keinginan, dan kembali, hati lah yang bertawakal penuh kepada Allah yang maha
kuasa atas hamba-Nya.
Dan bukankah ikhtiar itu sudah
dilakukan? Terus dan terus tidak boleh menyerah, karena dengan berhenti, itu
awal dari kegagalan.
Lalu apa yang kutakutkan? Tercapai
atau tidaknya Allah yang berkuasa, jikapun belum, karena Allah akan segera
membuka banyak pintu jalan yang lain.
“Dan
barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq:3).
Sungguh maafkan atas khilafku ya
Allah,,, sedikitpun
tidak ada keraguan pada-Mu.
Minggu, 02 Februari 2014
Beresolusi
Feuhhhh.......,, menikmati
perubahan usia, cukup
bersyukur dengan kondisi demam yang sudah pulih, dan seminggu sudah berada di tempat
paling nyaman sedunia, rumahku sendiri, bersama dengan kedua orang tua yang
selalu tulus menyayangi dan melayani sepenuh hati, yang siap memanjatkan doa
sebanyak tak terhingga untuk anaknya demi melihat anak perempuannya yang satu
ini bahagia. Alhamdulillah,,, beberapa minggu sebelum tanggal terakhir di
Januari, sempat memutuskan ingin memberikan hadiah untukku sendiri karena sudah
bertambah usia dengan melakukan ritual pulang kampung, meski baru bulan kemarin
bertemu dengan ortu. Padahal kurang diniatkan, tapi karena suatu sebab,
sehingga bisa kujadikan alasan untuk pulang, alasan yang logis dan mulia “
panggilan kerja” ,, tapi alasan hanyalah sebuah alasan karena alasan itu sama
sekali tidak memberikan jawaban atas apa yang kucari selama ini, jadi mungkin
itu semacam jalan dari Tuhan supaya aku bisa mewujudkan keinginanku, semata
untuk memberikan hadiah kebahagiaan di hari istimewa.
Malam menjelang 31 pun tiba,
sengaja aku tidur lebih awal supaya nanti bisa bangun tengah malam,,, bukan
bukan tepat pukul 00.00, tapi ingin ku bicara dengan-NYA dipukul 03.00, waktu
dimana para malaikat sangat menyukainya, dan turun bertebaran di bumi.
Sepertinya susah sekali menutup mata ini, hingga hampir jam 12 malam, lampunya
mati. Susah sekali mau mencari lampu emergency yang terbiasa mamaku simpan di
samping tembok. Yahhh,,, terpaksa lah pake lilin,,, hufffff. Ga lama nyala
lagi. harusnya kutiup aja lilinnya sebagai simbolis kalo beberapa menit lagi
umurku bertambah, anggap saja Tuhan sengaja matikan lampu supaya setelah nyala
nanti akan banyak orang yang membantuku meniupkan lilin atau alat penerang
lainnya di tempat mereka masing-masing.
Syukurlah,, bunyi alarm jam 03.00
ternyata berhasil membangunkanku, biasanya selalu gagal. Sholat Tahajjud 4
rakaat dan berdialog denganNYA meski doanya ga panjang. Pada intinya seperti
doa-doa yang setiap hari kupanjatkan,
seperti doa –doa dari keluarga, sahabat, dan teman yang ucapkan untukku.
karena keinginan hidupku simpel saja, beserta rencana-rencana hidup yang
tujuannya cuma ingin selalu bertambah satu derajat lebih baik dimata-MU, begitu
setiap hari.
Selasa, 31 Desember 2013
1 Januari 2014
Sebenernya berat, berat sekali rasanya masuk ke pergantian tahun ini, serasa ga rela. ini terlepas dari rasa syukur ku atas kesempatan usia, bukan juga karena takut gagal dalam mengarungi tahun berlangsung nantinya. Cuma sedikit rasa nyesel mungkin kalo aku berusaha lebih dan lebih keras lagi, aku bisa ngedapetin apa yang sudah kurencanakan, bisa dibilang satu rencana ditahun ini belum bisa kudapat. mungkin ini kesempatan baik yang mesti kugunakan sebaik mungkin, mudah-mudahan, semoga Allah mau membantuku.
pikir-pikir kadang kalo sifat tak rasa bersyukurku muncul, maka aku akan berkesimpulan kalo aku tak seberuntung mereka-mereka seusiaan, diliat dari sudut pandang karir dan hmmm,,, pasangan hidup. hoamm *lagi aga males nyebut yang kedua ini. sekilas aku cuma nilai mereka udah berada di karier yang tetap, pasangan yang selalu menemani, atau keluarga yang mensupport dari dekat. sudah,, tanpa ngeliat macam sudut pandang yang lain. inget kata teman kenalanku waktu ngobrol di kereta, bilangnya :" kadang uripe wong kuwe sawang sinawang ka mba, katone seneng padahal orang ato sebalike", setuju sihh pada intinya segala yang terlihat ga seperti kelihatannya.
By the way,, barusan aku nganter keluarga pulang setelah 5 hari disini dalam rangka menjenguk ponakan baru dan akekahannya semalem pas pergantian tahun, juga adeku yang lagi liburan sekolah. ngomongin ade, aku dan dia soulmate kadang, tapi seperti biasa ga lupa kaya kebiasaan dirumah, berantem, kadang ampe bertindak anarkis, kadang bikin hilap karena udah mukul dia,, karena sangat jail dan nakal, tapi sebenarnya dia sangat menyayangiku, karena dia satu-satu nya orang yang berani nyium pipiku sampe tipis. haha
kaya bapa ku juga meskipun dimanapun dia berada wataknya selalu menyebalkan dan sesak napas, tapi dia selalu mengkhawatirkan ku.
Banyak ikhtiar lagi di taun ini, lebih banyak. jadi bisa dapet karier yang sesuai dan dipertemukan dengan adamNYa yang sudah dipersiapkan sedari dulu untuk ku. amiin aminn.
Sabtu, 21 Desember 2013
Belajar Jadi Ibu Rumah Tangga
Belakangan aku sedang menyibukkan
diri dengan menggantikan peran kaka qu sebagai ibu rumah tangga. Karena kebetulan
tanggal 17 Desember kemaren kaka baru saja melahirkan, dedenya cewe dan aku
punya ponakan 3 jadinya, cewe semua. Pastinya kaka repot dengan dede baru dan
mana sempat dengan pekerjaan biasanya. Jadilahh,, aku yang menggantikan dan
kebetulan belum punya kesibukan berarti buat saat ini, karna masih dalam proses
jobseeker lagi,, hmmm
Sebenarnya kesempatan ini kujadikan
semacam eksperimen, apa aku mampu mengerjakan tugas2 RT sendiri? Dari nyapu, cuci
piring dan baju, masak, beberes lainnya. Ternyata aku bisa, meski lumayan cape.
Buat ngukur seberapa layak aku kalopun waktunya nanti jadi ibu rumah tangga,,,
ehm meski ga tau kapan. Sejauh ini aku bisa, masakpun ga terlalu buruk, cuman
masih mau belajar resep yang banyak biar bisa masak banyak makanan.
Ia,, menjelang ahir taun,, ah ga
penting bagiku soal taun baru, lebih kepada perubahan apa yang udah kubuat
sampe ahir taun ini. memang, target taun ini belum ku raih, nyesel. Berharap bisa
kekejar awal taun depan,, amiin. Belum bisa
buat orang tua cukup bangga atas kerja kerasku, belum bisa mewujudkan atau
menyamakan posisiku setara dengan beberapa orang seusiaku dimana mereka sudah
mendapatkan apa yang sedang ku cari dan belum dapat. Terkadang merasa posisiku
masih jauh di belakang mereka2 yang sebaya.
Apapun itu, percayalah, berfikir
kalo aku bisa mewujudkan apa yang sedang kurencanakan, maka hal itu ga akan
mustahil, hanya saja perlu proses.
Langganan:
Postingan (Atom)