Minggu, 09 Februari 2014

Forgive Me Allah



Habis waktu sudah hanya untuk mengeluh, meratapi dan sedih karena sedikit masalah dari beberapa masalah besar yang orang lain alami. Menganggap kalau masalahkulah yang paling komplek dan sulit diantara masalah-masalah orang lain. Padahal jauh sekali, mungkin mentalku saja yang masih kecil.

Belakangan ternyata sudah lupa akan arti tawakal, berserah diri kepada Allah atas apa yang ku lakukan untuk meraih rencana dengan berbagai ikhtiar. Seringkali berikhtiar dan hasilnya tidak seperti apa yang kuinginkan dan menemui kegagalan, seketika itu aku mengeluh, meminta kembali kepadaNya untuk dimudahkan, sembari bertanya: kenapa? Kenapa tidak Engkau mudahkan saja aku mencapai itu, sehingga selesai sudah masa pencarian itu. Astaghfirullahhh,,,, hamba khilaf Rabb, betapa aku terlihat meragukan-Mu, padahal aku tahu Engkau sudah mencatatkan dengan tinta itu semua hal yang akan terjadi denganku 50 juta tahun sebelum aku ada, di dalam kitab Lauh Mahfuz, dan aku tahu tinta itu sudah kering. Kenapa bisa-bisanya aku meragukan-Mu, tampaknya aku lupa kalau setiap Engkau menutup satu pintu rezeki untukku, Engkau akan membuka enam atau tujuh pintu yang lain. Engkau maha mengetahui, sedangkan aku tidak ya – Wakiil.

“Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat). Dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.” (QS. Asy-Syu’ara: 217-219).

Betapa aku sangat ketakutan akan suatu hal yang sudah direncanakan, tetapi belum terlaksana. Hanya karena waktu yang tertunda, semuanya perlu proses, dan setiap orang memerlukan waktu yang berbeda untuk mendapatkan tujuannya. Dan bukan Allah tak sayang, hanya karena proses yang kulalui panjang dan melelahkan. Taukah,,, kalau Allah maha mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Taukah,, kalau janji Allah tidak akan pernah menelantarkan hambaNya.

Seorang bayi menangis sekencang-kencangnya ketika dia dilahirkan oleh ibunya, karena dia takut tidak bisa makan lagi, karena satu-satunya saluran plasentanya diputus. Padahal setelah itu Allah memberikan rezekinya melalui dua air susu ibu. Kemudian setelah disapihnya dua tahun, bayipun menangis lagi, karena dia ketakutan tidak disapih lagi, padahal Allah kembali menambahkan rezekinya dengan memberinya makanan buah-buahan, sayuran, dan bahan makanan yang lain yang lebih banyak. Maafkan hamba ya Wakil,, hanya kepada-Mulah aku bertawakal.

Tidak ada yang perlu kutakutkan lagi, manusia memang berhak berencana untuk mewujudkan keinginan dan cita-citanya, tapi hanya Allah lah yang punya kuasa penuh atas hamba-Nya. Manusia berhak berikhtiar melalui kaki dan tangannya untuk mendapatkan sebuah keinginan, dan kembali, hati lah yang bertawakal penuh kepada Allah yang maha kuasa atas hamba-Nya.

Dan bukankah ikhtiar itu sudah dilakukan? Terus dan terus tidak boleh menyerah, karena dengan berhenti, itu awal dari kegagalan.
Lalu apa yang kutakutkan? Tercapai atau tidaknya Allah yang berkuasa, jikapun belum, karena Allah akan segera membuka banyak pintu jalan yang lain.

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq:3).

Sungguh maafkan atas khilafku ya Allah,,, sedikitpun tidak ada keraguan pada-Mu. 




Minggu, 02 Februari 2014

Beresolusi




Feuhhhh.......,, menikmati perubahan usia, cukup bersyukur dengan kondisi demam yang sudah pulih, dan seminggu sudah berada di tempat paling nyaman sedunia, rumahku sendiri, bersama dengan kedua orang tua yang selalu tulus menyayangi dan melayani sepenuh hati, yang siap memanjatkan doa sebanyak tak terhingga untuk anaknya demi melihat anak perempuannya yang satu ini bahagia. Alhamdulillah,,, beberapa minggu sebelum tanggal terakhir di Januari, sempat memutuskan ingin memberikan hadiah untukku sendiri karena sudah bertambah usia dengan melakukan ritual pulang kampung, meski baru bulan kemarin bertemu dengan ortu. Padahal kurang diniatkan, tapi karena suatu sebab, sehingga bisa kujadikan alasan untuk pulang, alasan yang logis dan mulia “ panggilan kerja” ,, tapi alasan hanyalah sebuah alasan karena alasan itu sama sekali tidak memberikan jawaban atas apa yang kucari selama ini, jadi mungkin itu semacam jalan dari Tuhan supaya aku bisa mewujudkan keinginanku, semata untuk memberikan hadiah kebahagiaan di hari istimewa.

Malam menjelang 31 pun tiba, sengaja aku tidur lebih awal supaya nanti bisa bangun tengah malam,,, bukan bukan tepat pukul 00.00, tapi ingin ku bicara dengan-NYA dipukul 03.00, waktu dimana para malaikat sangat menyukainya, dan turun bertebaran di bumi. Sepertinya susah sekali menutup mata ini, hingga hampir jam 12 malam, lampunya mati. Susah sekali mau mencari lampu emergency yang terbiasa mamaku simpan di samping tembok. Yahhh,,, terpaksa lah pake lilin,,, hufffff. Ga lama nyala lagi. harusnya kutiup aja lilinnya sebagai simbolis kalo beberapa menit lagi umurku bertambah, anggap saja Tuhan sengaja matikan lampu supaya setelah nyala nanti akan banyak orang yang membantuku meniupkan lilin atau alat penerang lainnya di tempat mereka masing-masing.

Syukurlah,, bunyi alarm jam 03.00 ternyata berhasil membangunkanku, biasanya selalu gagal. Sholat Tahajjud 4 rakaat dan berdialog denganNYA meski doanya ga panjang. Pada intinya seperti doa-doa yang setiap hari kupanjatkan, seperti doa –doa dari keluarga, sahabat, dan teman yang ucapkan untukku. karena keinginan hidupku simpel saja, beserta rencana-rencana hidup yang tujuannya cuma ingin selalu bertambah satu derajat lebih baik dimata-MU, begitu setiap hari.

Selasa, 31 Desember 2013

1 Januari 2014

Sebenernya berat, berat sekali rasanya masuk ke pergantian tahun ini, serasa ga rela. ini terlepas dari rasa syukur ku atas kesempatan usia, bukan juga karena takut gagal dalam mengarungi tahun berlangsung nantinya. Cuma sedikit rasa nyesel mungkin kalo aku berusaha lebih dan lebih keras lagi, aku bisa ngedapetin apa yang sudah kurencanakan, bisa dibilang  satu rencana ditahun ini belum bisa kudapat. mungkin ini kesempatan baik yang mesti kugunakan sebaik mungkin, mudah-mudahan, semoga Allah mau membantuku.

pikir-pikir kadang kalo sifat tak rasa bersyukurku muncul, maka aku akan berkesimpulan kalo aku tak seberuntung mereka-mereka seusiaan, diliat dari sudut pandang karir dan hmmm,,, pasangan hidup. hoamm *lagi aga males nyebut yang kedua ini. sekilas aku cuma nilai mereka udah berada di karier yang tetap, pasangan yang selalu menemani, atau keluarga yang mensupport dari dekat. sudah,, tanpa ngeliat macam sudut pandang yang lain. inget kata teman kenalanku waktu ngobrol di kereta, bilangnya :" kadang uripe wong kuwe sawang sinawang ka mba, katone seneng padahal orang ato sebalike", setuju sihh pada intinya segala yang terlihat ga seperti kelihatannya. 

By the way,, barusan aku nganter keluarga pulang setelah 5 hari disini dalam rangka menjenguk ponakan baru dan akekahannya semalem pas pergantian tahun, juga adeku yang lagi liburan sekolah. ngomongin ade, aku dan dia soulmate kadang, tapi seperti biasa ga lupa kaya kebiasaan dirumah, berantem, kadang ampe bertindak anarkis, kadang bikin hilap karena udah mukul dia,, karena sangat jail dan nakal, tapi sebenarnya dia sangat menyayangiku, karena dia satu-satu nya orang yang berani nyium pipiku sampe tipis. haha
kaya bapa ku juga meskipun dimanapun dia berada wataknya selalu  menyebalkan dan sesak napas, tapi  dia selalu mengkhawatirkan ku.

Banyak ikhtiar lagi di taun ini, lebih banyak. jadi bisa dapet karier yang sesuai dan dipertemukan dengan adamNYa yang sudah dipersiapkan sedari dulu untuk ku. amiin aminn.

Sabtu, 21 Desember 2013

Belajar Jadi Ibu Rumah Tangga

Belakangan aku sedang menyibukkan diri dengan menggantikan peran kaka qu sebagai ibu rumah tangga. Karena kebetulan tanggal 17 Desember kemaren kaka baru saja melahirkan, dedenya cewe dan aku punya ponakan 3 jadinya, cewe semua. Pastinya kaka repot dengan dede baru dan mana sempat dengan pekerjaan biasanya. Jadilahh,, aku yang menggantikan dan kebetulan belum punya kesibukan berarti buat saat ini, karna masih dalam proses jobseeker lagi,, hmmm

Sebenarnya kesempatan ini kujadikan semacam eksperimen, apa aku mampu mengerjakan tugas2 RT sendiri? Dari nyapu, cuci piring dan baju, masak, beberes lainnya. Ternyata aku bisa, meski lumayan cape. Buat ngukur seberapa layak aku kalopun waktunya nanti jadi ibu rumah tangga,,, ehm meski ga tau kapan. Sejauh ini aku bisa, masakpun ga terlalu buruk, cuman masih mau belajar resep yang banyak biar bisa masak banyak makanan.

Ia,, menjelang ahir taun,, ah ga penting bagiku soal taun baru, lebih kepada perubahan apa yang udah kubuat sampe ahir taun ini. memang, target taun ini belum ku raih, nyesel. Berharap bisa kekejar awal taun depan,, amiin.  Belum bisa buat orang tua cukup bangga atas kerja kerasku, belum bisa mewujudkan atau menyamakan posisiku setara dengan beberapa orang seusiaku dimana mereka sudah mendapatkan apa yang sedang ku cari dan belum dapat. Terkadang merasa posisiku masih jauh di belakang mereka2 yang sebaya.
Apapun itu, percayalah, berfikir kalo aku bisa mewujudkan apa yang sedang kurencanakan, maka hal itu ga akan mustahil, hanya saja perlu proses.

Senin, 02 Desember 2013

aku ga PD

Ya ampuuunnn,, nyatanya aku belumlah cukup percaya diri dan yakin buat ngejalanin saran dari salah satu pembimbingku juga saran dari beberapa saudara. aku merasa masih harus banyak belajar lagi, aku ini sama saja kaya mahasiswa-mahasiswa lulusan lainnya. jika mereka saja tak pernah fikirkan hal seperti ini, lalu kenapa aku ingin melakukannya? aku bimbang.  ya Rabb bantulah hambaMu ini, untuk diberikan jalan dan arah yang sesuai, yang sekiranya dapat ku jalani dengan tindakan yang sebaik-baiknya.

Jumat, 29 November 2013

Pengen Berhenti Nomaden

Andainya aku bisa milih cara hidup seperti apa yang kusukai, pasti aku tidak akan pernah merasa tidak nyaman karena sudah merepotkan orang lain. sayang nya finansial pribadiku memaksa untuk tidak bisa memilih. dengan penuh penyesalan dan sangat terpaksa, aku harus mau dengan keadaan ini yang sebenarnya amat kubenci, ia ketika kondisi tak punya daya upaya sehingga harus menempel hidup ke orang lain meski bukan orang lain, suka atau tidak suka dengan keadaannya harus dijalani. sungguh,, secara tidak langsung seperti hilang separuh harga diri.

beberapa macam rencana di kepala, ingin segera memutuskan berhenti nomaden, tinggal dari tempat saudara satu ke yang lain, cape, dengan punya finansial dan income sendiri, maka aku bisa mencari tempat persinggahan sendiri tanpa harus berpindah dan merepotkan lagi. mungkin sudah menjadi watak yang ngga bisa terbantahkan buatku dari dulu, bahwa aku paling tidak suka merepotkan siapapun.

merantau memang butuh kekebalan tersendiri, terutama untuk bisa survive. harus kuat, ngga boleh sakit, terus berusaha dan ikhtiar sampai punya finansial yang cukup. Hahhhhhhhhh,,,,,,, sepertinya melelahkan sekali. terkadang perempuan2 lain diluar sana membuatku sangat merasa iri, have fun dengan berbagai hiburan, tak perlu memikirkan tetek bengek urusan hidup, beberapa kebutuhan hidup dipenuhi orang tuanya. 

tapi sedikit membuat nafasku terasa lega, ketika seorang teman kembali memotivasiku, dengan kondisi, kerja kerasnya, ibadahnya semuanya lebih dari yang kulakukan. kembali aku berfikir ulang kalau aku ini terlalu mengeluh, semangatlah,,,, harus percaya bahwa aku bisa melakukan sesuatu, seperti yang orang lain percayai.

Semangatlah,,,,,^

Sabtu, 23 November 2013

Momen di Senggigi, Lombok



Waktu berjalan dengan sangat cepat, ga kerasa moment yang kutunggu sudah berlalu dari 3 hari kemarin. Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar, tapi sedikit tidak kuikuti dengan baik. Disamping sering telat juga bahasa yang sering ga tau apa artinya,,, heheee soalnya versi inggris dan arab yahhh orang2 bule gitu. Seneng bisa menambah pengalaman, karena sebelumnya jarang sekali ikut2 acara konfrensi ginian. Pembiara utamanya : Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si beliau adalah mentri agama RI sekaligus yang punya hajat, Prof.Dr. H.A. Malik Fajar, M.Sc. sebagai mentri pendidikan tahun 2000-2004, dan Prof. Dr. Dede Rosyada direktur pendidikan tinggi islam, dan q diberi kesempatan untuk berfoto dengan beliau, ikutan narsis sama yang lain sebenernya, bukan karena ngefans. Hehe
Sebenernya acara ini semacam konfrensi tahunan studi islam yang tujuannya sebagai mimbar akademik bagi peminat kajian keislaman dari berbagai mazhab pemikiran, pendekatan, ragam dan lokus kajian islam di Indonesia ( Kata Prof. Dr. H. Nur Syam, M. Si). Acaranya dibuka dengan meriah, kali ini mengusung tema “Distinctive Paradigm of Indonesian Islamic Studies: Towards Renaissance of Islamic Civilization”.
Open Ceremony Annual International Conference on Islamic Studies XIII
 

Bagian yang paling menegangkan adalah ketika tiba saatnya aku presentasi, beruntunglah tempatnya bukan di ruang utama konfrensi melainkan sudah di bagi menjadi 8 ruangan sesuai sub tema yang dipilih. Jadi tidak terlalu grogi. Presentasiku di Venue 4 yang subtemanya “ Ekonomi Islam: Keseimbangan Kesejahteraan & Keadilan Sosial”, presentasi yang kubawakan itu skripsi yang kubuat kemaren dan sudah melalui perombakan. Syukurlah ada pembimbingku bu Ries Wulandari yang mensupport saat ku presentasi sendiri. Beberapa menit sudah kusampaikan point-point nya dan bisa menjawa 2 pertanyaan dari dosen lain dan dari bapak profesor. Hal yang membuatku berasa sangat senang dan bahagia adalah ketika usai acara beliau-beliau menyalamiku dan mengapresiasiku sebagai presenter terbaik dan termuda meski tidak ada penilaian juri secara khusus dan penghargaan predikat tertentu, tapi tak apa setidaknya apresiasi mereka akan menambah motifasiku buat misi kedepannya. Sempat ngobrol2 usai acara, dengan bapak M. Ridwan dari kemenag, saling tukar contact dan beliau bilang good presentation, trimakasih pak. Sayangnya aku tidak sempat mengabadikan moment ini, tidak dapat berfoto dengan beliau. 

cius ngejawab pertanyaan 
Secara keseluruhan acaranya bagus, meriah, dan banyak mengundang tokoh-tokoh negara. Hanya saja sedikit evaluasi management dan para panitia penyelenggara supaya 
sesi belanja oleh2  di pasar seni
jalan2 pagi sama bu Ries di pantai senggigi (duh fotonya jadi kebolak)
ga sempet ke gili trawangan ,,,, hix  hix....