Minggu, 06 April 2014

Tahapan dari Resolusi



Satu resolusi sudah sedikit kulakukan, meski harus ada perkembangan terus untuk menjadi aku yang lebih baik lagi. tentunya, Allah adalah Dzat yang punya peran besar dalam metamorfosis hidupku. Dengan beberapa ikhtiar, doa, dan motivasi keluarga terdekat, dan tentunya atas ridho dan izinnya maka aku bisa mengkreasikan hidupku  dari sebuah peta yang kubuat sendiri untuk menjadi nyata.
Bagiku adalah sebuah keajaiban, ketika kutulis sebuah catatan pernyataan khilafku kepadaNYa, atas keraguannku dari sebuah rencana dengan proses yang cukup melelahkan. Maka itu,  kelipatan hari setelah ku sadar, tepatnya 18 hari kemudian sejak tanggal 18 Februari lalu, Allah memberiku sebuah kesibukan berarti yang sangat kusenangi. Menyampaikan ilmu yang bermanfaat kepada beberapa orang teman sebaya dan lebih tua adalah sebuah aktifitas yang menyenangkan bagiku, dengan keterbatasan ilmu yang kumiliki, namun seiring waktu berjalan ku mencoba terus belajar tentang ilmu pengetahuan yang belum ku tahu, Allah Swt maha berilmu meliputi seisi langit dan bumi, karena itu aku tidak perlu khawatir. Untuk beberapa waktu ini sedang merencanakan studi S2, yang berharap masih tetap teguh pada idealisme ilmu yang ingin ku pelajari lebih banyak lagi. Amin. Setelah itu aku tahu bahwa “ketika Allah menutup 1 pintu rezeki, maka akan terbuka 2 atau 3 pintu lainnya” adalah benar adanya.

Evaluasi dari beberapa keinginanku dalam posting-postingan sebelumnya, ada sedikit yang dapat kurealisasikan. Salah satunya, aku sudah berhenti nomaden, tidak lagi hidup pindah –pindah dari tempat saudara satu ke tempat saudara lainnya. Aku sangat bersyukur atas ini, dan deskripsi dari keadaanku sekarang adalah tinggal bersama kedua orang tua tercinta, senantiasa menjadi bagian dari kesehariannya, mengamati hari-demi hari perubahan usianya yang sudah tidak muda lagi, turut serta dalam perubahan kecil perekonomian keluarga dimana ekspektasi ku adalah mensejahterakan keduanya diusia tua nanti. Setiap hari berbincang-bincang dengannya, bisa pergi jalan bersama mamah saat weekend. Ditengah aktifitas keseharianku, orang tua selalu memberiku dukungan secara langsung, dan ini tidak kurasakan sebelumnya selama 4 tahun, yang ada timbul rasa ketidakpedulian diantara kita. Trimakasih Allah,, kanku buktikan aku bisa mewujudkan mimpiku disini, disamping keluargaku tanpa kuharus menjauh darinya, dengan izin-Mu.

Harapan ingin menjadi seorang praktisi yang senantiasa bertindak, bukan hanya membaca dan menyampaikan teori teks-teks buku yang bisa saja kurang relevan. Sehingga menjadi akademisi yang arif dan menyampaikan ilmu sesuai kejadian yang positif bukan lagi normatif. Menjadi manusia yang turut andil dibidangnya dalam perubahan kecil yang baik di sekitar tempatku berada.
Amiiii,,, semoga.

Kamis, 03 April 2014

Evaluasi

Memang bener, tak bisa sepenuhnya kita berharap lebih dari orang lain dalam hal apapun. meski kita mengira bahwa kita sudah memberikan yang terbaik terhadap siapapun disekeliling kita, selalu melempar senyum, salam dan berbagai perbuatan baik lainnya. tapi ingatlah untuk JANGAN berharap kembalian dari apa yang sudah kita berikan. setiap apapun hal baik yang pernah kita lakukan, lupakan saja. dengan itu kita tidak akan terlalu kecewa akan harapan yang kita inginkan terhadap orang lain. 

Setiap manusia pasti berpotensi untuk membuat kecewa orang lain, karena itu sebagai makhluk yang lemah kita tidak bisa meminta harapan lebih dengan sesama manusia, harapan dalam hal apapun. manusia tidak akan pernah bisa membahagiakan makhluk sesamanya dengan maksimal. kita akan sangat kecewa ketika apa yang kita terima dari mereka tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. maka berharap banyaklah hanya kepada-NYA, Allah Swt yang tidak pernah membuat kecewa, seberapapun banyaknya kita mengecewakannya. Allah selalu melayani kita dengan maksimal.


Minggu, 09 Februari 2014

Forgive Me Allah



Habis waktu sudah hanya untuk mengeluh, meratapi dan sedih karena sedikit masalah dari beberapa masalah besar yang orang lain alami. Menganggap kalau masalahkulah yang paling komplek dan sulit diantara masalah-masalah orang lain. Padahal jauh sekali, mungkin mentalku saja yang masih kecil.

Belakangan ternyata sudah lupa akan arti tawakal, berserah diri kepada Allah atas apa yang ku lakukan untuk meraih rencana dengan berbagai ikhtiar. Seringkali berikhtiar dan hasilnya tidak seperti apa yang kuinginkan dan menemui kegagalan, seketika itu aku mengeluh, meminta kembali kepadaNya untuk dimudahkan, sembari bertanya: kenapa? Kenapa tidak Engkau mudahkan saja aku mencapai itu, sehingga selesai sudah masa pencarian itu. Astaghfirullahhh,,,, hamba khilaf Rabb, betapa aku terlihat meragukan-Mu, padahal aku tahu Engkau sudah mencatatkan dengan tinta itu semua hal yang akan terjadi denganku 50 juta tahun sebelum aku ada, di dalam kitab Lauh Mahfuz, dan aku tahu tinta itu sudah kering. Kenapa bisa-bisanya aku meragukan-Mu, tampaknya aku lupa kalau setiap Engkau menutup satu pintu rezeki untukku, Engkau akan membuka enam atau tujuh pintu yang lain. Engkau maha mengetahui, sedangkan aku tidak ya – Wakiil.

“Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat). Dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.” (QS. Asy-Syu’ara: 217-219).

Betapa aku sangat ketakutan akan suatu hal yang sudah direncanakan, tetapi belum terlaksana. Hanya karena waktu yang tertunda, semuanya perlu proses, dan setiap orang memerlukan waktu yang berbeda untuk mendapatkan tujuannya. Dan bukan Allah tak sayang, hanya karena proses yang kulalui panjang dan melelahkan. Taukah,,, kalau Allah maha mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Taukah,, kalau janji Allah tidak akan pernah menelantarkan hambaNya.

Seorang bayi menangis sekencang-kencangnya ketika dia dilahirkan oleh ibunya, karena dia takut tidak bisa makan lagi, karena satu-satunya saluran plasentanya diputus. Padahal setelah itu Allah memberikan rezekinya melalui dua air susu ibu. Kemudian setelah disapihnya dua tahun, bayipun menangis lagi, karena dia ketakutan tidak disapih lagi, padahal Allah kembali menambahkan rezekinya dengan memberinya makanan buah-buahan, sayuran, dan bahan makanan yang lain yang lebih banyak. Maafkan hamba ya Wakil,, hanya kepada-Mulah aku bertawakal.

Tidak ada yang perlu kutakutkan lagi, manusia memang berhak berencana untuk mewujudkan keinginan dan cita-citanya, tapi hanya Allah lah yang punya kuasa penuh atas hamba-Nya. Manusia berhak berikhtiar melalui kaki dan tangannya untuk mendapatkan sebuah keinginan, dan kembali, hati lah yang bertawakal penuh kepada Allah yang maha kuasa atas hamba-Nya.

Dan bukankah ikhtiar itu sudah dilakukan? Terus dan terus tidak boleh menyerah, karena dengan berhenti, itu awal dari kegagalan.
Lalu apa yang kutakutkan? Tercapai atau tidaknya Allah yang berkuasa, jikapun belum, karena Allah akan segera membuka banyak pintu jalan yang lain.

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq:3).

Sungguh maafkan atas khilafku ya Allah,,, sedikitpun tidak ada keraguan pada-Mu. 




Minggu, 02 Februari 2014

Beresolusi




Feuhhhh.......,, menikmati perubahan usia, cukup bersyukur dengan kondisi demam yang sudah pulih, dan seminggu sudah berada di tempat paling nyaman sedunia, rumahku sendiri, bersama dengan kedua orang tua yang selalu tulus menyayangi dan melayani sepenuh hati, yang siap memanjatkan doa sebanyak tak terhingga untuk anaknya demi melihat anak perempuannya yang satu ini bahagia. Alhamdulillah,,, beberapa minggu sebelum tanggal terakhir di Januari, sempat memutuskan ingin memberikan hadiah untukku sendiri karena sudah bertambah usia dengan melakukan ritual pulang kampung, meski baru bulan kemarin bertemu dengan ortu. Padahal kurang diniatkan, tapi karena suatu sebab, sehingga bisa kujadikan alasan untuk pulang, alasan yang logis dan mulia “ panggilan kerja” ,, tapi alasan hanyalah sebuah alasan karena alasan itu sama sekali tidak memberikan jawaban atas apa yang kucari selama ini, jadi mungkin itu semacam jalan dari Tuhan supaya aku bisa mewujudkan keinginanku, semata untuk memberikan hadiah kebahagiaan di hari istimewa.

Malam menjelang 31 pun tiba, sengaja aku tidur lebih awal supaya nanti bisa bangun tengah malam,,, bukan bukan tepat pukul 00.00, tapi ingin ku bicara dengan-NYA dipukul 03.00, waktu dimana para malaikat sangat menyukainya, dan turun bertebaran di bumi. Sepertinya susah sekali menutup mata ini, hingga hampir jam 12 malam, lampunya mati. Susah sekali mau mencari lampu emergency yang terbiasa mamaku simpan di samping tembok. Yahhh,,, terpaksa lah pake lilin,,, hufffff. Ga lama nyala lagi. harusnya kutiup aja lilinnya sebagai simbolis kalo beberapa menit lagi umurku bertambah, anggap saja Tuhan sengaja matikan lampu supaya setelah nyala nanti akan banyak orang yang membantuku meniupkan lilin atau alat penerang lainnya di tempat mereka masing-masing.

Syukurlah,, bunyi alarm jam 03.00 ternyata berhasil membangunkanku, biasanya selalu gagal. Sholat Tahajjud 4 rakaat dan berdialog denganNYA meski doanya ga panjang. Pada intinya seperti doa-doa yang setiap hari kupanjatkan, seperti doa –doa dari keluarga, sahabat, dan teman yang ucapkan untukku. karena keinginan hidupku simpel saja, beserta rencana-rencana hidup yang tujuannya cuma ingin selalu bertambah satu derajat lebih baik dimata-MU, begitu setiap hari.

Selasa, 31 Desember 2013

1 Januari 2014

Sebenernya berat, berat sekali rasanya masuk ke pergantian tahun ini, serasa ga rela. ini terlepas dari rasa syukur ku atas kesempatan usia, bukan juga karena takut gagal dalam mengarungi tahun berlangsung nantinya. Cuma sedikit rasa nyesel mungkin kalo aku berusaha lebih dan lebih keras lagi, aku bisa ngedapetin apa yang sudah kurencanakan, bisa dibilang  satu rencana ditahun ini belum bisa kudapat. mungkin ini kesempatan baik yang mesti kugunakan sebaik mungkin, mudah-mudahan, semoga Allah mau membantuku.

pikir-pikir kadang kalo sifat tak rasa bersyukurku muncul, maka aku akan berkesimpulan kalo aku tak seberuntung mereka-mereka seusiaan, diliat dari sudut pandang karir dan hmmm,,, pasangan hidup. hoamm *lagi aga males nyebut yang kedua ini. sekilas aku cuma nilai mereka udah berada di karier yang tetap, pasangan yang selalu menemani, atau keluarga yang mensupport dari dekat. sudah,, tanpa ngeliat macam sudut pandang yang lain. inget kata teman kenalanku waktu ngobrol di kereta, bilangnya :" kadang uripe wong kuwe sawang sinawang ka mba, katone seneng padahal orang ato sebalike", setuju sihh pada intinya segala yang terlihat ga seperti kelihatannya. 

By the way,, barusan aku nganter keluarga pulang setelah 5 hari disini dalam rangka menjenguk ponakan baru dan akekahannya semalem pas pergantian tahun, juga adeku yang lagi liburan sekolah. ngomongin ade, aku dan dia soulmate kadang, tapi seperti biasa ga lupa kaya kebiasaan dirumah, berantem, kadang ampe bertindak anarkis, kadang bikin hilap karena udah mukul dia,, karena sangat jail dan nakal, tapi sebenarnya dia sangat menyayangiku, karena dia satu-satu nya orang yang berani nyium pipiku sampe tipis. haha
kaya bapa ku juga meskipun dimanapun dia berada wataknya selalu  menyebalkan dan sesak napas, tapi  dia selalu mengkhawatirkan ku.

Banyak ikhtiar lagi di taun ini, lebih banyak. jadi bisa dapet karier yang sesuai dan dipertemukan dengan adamNYa yang sudah dipersiapkan sedari dulu untuk ku. amiin aminn.

Sabtu, 21 Desember 2013

Belajar Jadi Ibu Rumah Tangga

Belakangan aku sedang menyibukkan diri dengan menggantikan peran kaka qu sebagai ibu rumah tangga. Karena kebetulan tanggal 17 Desember kemaren kaka baru saja melahirkan, dedenya cewe dan aku punya ponakan 3 jadinya, cewe semua. Pastinya kaka repot dengan dede baru dan mana sempat dengan pekerjaan biasanya. Jadilahh,, aku yang menggantikan dan kebetulan belum punya kesibukan berarti buat saat ini, karna masih dalam proses jobseeker lagi,, hmmm

Sebenarnya kesempatan ini kujadikan semacam eksperimen, apa aku mampu mengerjakan tugas2 RT sendiri? Dari nyapu, cuci piring dan baju, masak, beberes lainnya. Ternyata aku bisa, meski lumayan cape. Buat ngukur seberapa layak aku kalopun waktunya nanti jadi ibu rumah tangga,,, ehm meski ga tau kapan. Sejauh ini aku bisa, masakpun ga terlalu buruk, cuman masih mau belajar resep yang banyak biar bisa masak banyak makanan.

Ia,, menjelang ahir taun,, ah ga penting bagiku soal taun baru, lebih kepada perubahan apa yang udah kubuat sampe ahir taun ini. memang, target taun ini belum ku raih, nyesel. Berharap bisa kekejar awal taun depan,, amiin.  Belum bisa buat orang tua cukup bangga atas kerja kerasku, belum bisa mewujudkan atau menyamakan posisiku setara dengan beberapa orang seusiaku dimana mereka sudah mendapatkan apa yang sedang ku cari dan belum dapat. Terkadang merasa posisiku masih jauh di belakang mereka2 yang sebaya.
Apapun itu, percayalah, berfikir kalo aku bisa mewujudkan apa yang sedang kurencanakan, maka hal itu ga akan mustahil, hanya saja perlu proses.

Senin, 02 Desember 2013

aku ga PD

Ya ampuuunnn,, nyatanya aku belumlah cukup percaya diri dan yakin buat ngejalanin saran dari salah satu pembimbingku juga saran dari beberapa saudara. aku merasa masih harus banyak belajar lagi, aku ini sama saja kaya mahasiswa-mahasiswa lulusan lainnya. jika mereka saja tak pernah fikirkan hal seperti ini, lalu kenapa aku ingin melakukannya? aku bimbang.  ya Rabb bantulah hambaMu ini, untuk diberikan jalan dan arah yang sesuai, yang sekiranya dapat ku jalani dengan tindakan yang sebaik-baiknya.