Sabtu, 23 November 2013

Momen di Senggigi, Lombok



Waktu berjalan dengan sangat cepat, ga kerasa moment yang kutunggu sudah berlalu dari 3 hari kemarin. Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar, tapi sedikit tidak kuikuti dengan baik. Disamping sering telat juga bahasa yang sering ga tau apa artinya,,, heheee soalnya versi inggris dan arab yahhh orang2 bule gitu. Seneng bisa menambah pengalaman, karena sebelumnya jarang sekali ikut2 acara konfrensi ginian. Pembiara utamanya : Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si beliau adalah mentri agama RI sekaligus yang punya hajat, Prof.Dr. H.A. Malik Fajar, M.Sc. sebagai mentri pendidikan tahun 2000-2004, dan Prof. Dr. Dede Rosyada direktur pendidikan tinggi islam, dan q diberi kesempatan untuk berfoto dengan beliau, ikutan narsis sama yang lain sebenernya, bukan karena ngefans. Hehe
Sebenernya acara ini semacam konfrensi tahunan studi islam yang tujuannya sebagai mimbar akademik bagi peminat kajian keislaman dari berbagai mazhab pemikiran, pendekatan, ragam dan lokus kajian islam di Indonesia ( Kata Prof. Dr. H. Nur Syam, M. Si). Acaranya dibuka dengan meriah, kali ini mengusung tema “Distinctive Paradigm of Indonesian Islamic Studies: Towards Renaissance of Islamic Civilization”.
Open Ceremony Annual International Conference on Islamic Studies XIII
 

Bagian yang paling menegangkan adalah ketika tiba saatnya aku presentasi, beruntunglah tempatnya bukan di ruang utama konfrensi melainkan sudah di bagi menjadi 8 ruangan sesuai sub tema yang dipilih. Jadi tidak terlalu grogi. Presentasiku di Venue 4 yang subtemanya “ Ekonomi Islam: Keseimbangan Kesejahteraan & Keadilan Sosial”, presentasi yang kubawakan itu skripsi yang kubuat kemaren dan sudah melalui perombakan. Syukurlah ada pembimbingku bu Ries Wulandari yang mensupport saat ku presentasi sendiri. Beberapa menit sudah kusampaikan point-point nya dan bisa menjawa 2 pertanyaan dari dosen lain dan dari bapak profesor. Hal yang membuatku berasa sangat senang dan bahagia adalah ketika usai acara beliau-beliau menyalamiku dan mengapresiasiku sebagai presenter terbaik dan termuda meski tidak ada penilaian juri secara khusus dan penghargaan predikat tertentu, tapi tak apa setidaknya apresiasi mereka akan menambah motifasiku buat misi kedepannya. Sempat ngobrol2 usai acara, dengan bapak M. Ridwan dari kemenag, saling tukar contact dan beliau bilang good presentation, trimakasih pak. Sayangnya aku tidak sempat mengabadikan moment ini, tidak dapat berfoto dengan beliau. 

cius ngejawab pertanyaan 
Secara keseluruhan acaranya bagus, meriah, dan banyak mengundang tokoh-tokoh negara. Hanya saja sedikit evaluasi management dan para panitia penyelenggara supaya 
sesi belanja oleh2  di pasar seni
jalan2 pagi sama bu Ries di pantai senggigi (duh fotonya jadi kebolak)
ga sempet ke gili trawangan ,,,, hix  hix....

 


Sabtu, 16 November 2013

Kepingan Mozaik




Malam minggu, biasa saja dan memang tidak terlalu masalah dengan ku kalau aku menghabiskan malam ini di rumah dan ngga kemana-mana dengan siapa. Karena memang aku sendiri lagi sekarang, lebih tepatnya sudah tidak ada seseorang istimewa seperti minggu-minggu sebelumnya. Belum lama aku menjauh dan menghindar untuk bertemu dengannya, dengan maksud untuk segera mengakhiri hubungan yang lebih dari teman, karena penilaianku sudah cukup, dan keputusannya kamu belumlah cukup mampu untuk menjadi seorang imam yang baik untukku nanti, karena itu meski perasaanku tak sampai hati memutuskan ini tapi memang harus. Dan mulai dari dua atau sekitar tiga minggu kemarin, kau sudah tidak lagi menghubungiku, alasan terakhir karena aku tak mau menemuimu. Ya sudah, untuk saat ini biarlah aku memikirkan tentang karier hidup, mencoba menemukan kepingan demi kepingan mozaik dari harapan dan cita-cita masa depan. Meski tak pernah aku pungkiri bahwa suatu saat nanti akan ada waktu dimana aku membutuhkan pelindung, penasihat setia, dan pemberi solusi. Aku akan terus berdoa supaya Allah segera pertemukan aku dan seorang adam disana, yang membuatku merasa cukup.
Ada hal yang ngga kalah pentingnya, moment maha penting buat ku. Tepatnya dua hari lagi, Senin 18 November 2013. Aku dan mantan dosen pembimbing skripsi ku  akan menghadiri sebuah acara semacam konfrensi studi Islam di Mataram, Lombok. Sebelumnya beliaulah yang mendaftarkan tulisanku. Ini adalah kali pertama dalam hidup, yang mewajibkan aku untuk mempresentasikan opini terkait tulisanku itu di forum internasional, sungguh aku takut sekali, canggung, dan deg-degan.. Ya Rabb... lancarkanlah moment selama 4 hari itu. rasa kekawatiran dan galau ku ini sama hal nya antara presentasi di forum dengan naik burung besar garuda di atas awan, karena kecilku dulu aku sangat phobia ketinggian, tapi semoga aman.
Berharap ini adalah kepingan mozaik pertama yang kutemukan, dimana aku diberi kesempatan untuk mengikuti dan turut serta bersama dosenku dalam acara ini. Dengan mozaik itu akan mempermudah aku dalam menemukan kepingan-kepingan yang lain,,, amiin.

Minggu, 08 September 2013

Cinta yang Paradoks



Cinta seperti yang sedang kujalankan saat ini? Aku bahagia dengannya, senang dengan perhatian dan segala macam bentuk kasih sayangnya yang mampu menjadi support dan semangat baru sehari-hari ku dalam pencarian karirku saat ini. Tak mampu ku pungkiri kalau aku butuh stimulus macam itu, disamping usaha dan doa-doa yang sedang kujalani.
Aku lupa, bahkan aku belum menanyakan kepada diriku sendiri sebelum dia dua bulan lalu kuijinkan masuk dalam pintu hatiku. Aku lupa menanyakan apakah aku sungguh mencintainya? Apa dia memang laki-laki pilihan ku, yang membuat aku bahkan bertahun-tahun tak berkeinginan bersama dengan siapapun laki-laki, bahkan seseorang yang jelas-jelas tak diragukan cintanya dan sudah cukup syarat sampai mamahku pun menyetujuinya, malah aku tak memilih dengannya. Sekarang sudah kutinggalkan cerita itu.
Aku sedang melawan diriku sendiri Tuhan. Tidak hanya aku bahkan semua teman yang tahu siapa akupun pasti tahu cinta seperti apa yang kusukai. Aku sadar, yang sedang kujalani ini bukanlah cerita cinta yang terlalu ku sukai. Yang kudapatkan dengan cara singkat, dengan berlanjut harmonis dan penuh rasa kasih sayang yang seperti biasanya pasangan-pasangan lain. Bersama dengan seseorang yang 14 tahun lebih dewasa dariku, tentunya dia lebih mengerti tentang hal seperti ini ketimbang perempuan polos seperti aku.
Keinginanku untuk dapat bersama dengan orang yang menyayangi, peduli dan memahami, apalagi untuk saat ini seiring dengan semakin bertambah dewasa usiaku, aku semakin memerlukannnya untuk metamorfosis hidupku yang baru, supaya aku tidak absen dari sebuah perubahan diri yang selama ini tidak terlalu signifikan, ini memang alasan tak relefan dan kurang peduli prinsip. Hal inilah yang membuat aku tak peduli siapa dia? Bagaimana karakternya? Jelasnya dia sudah memberikan  sebuah stimulus gairah hidup dan turunan-turunanya. Iyah, aku tahu benar dia sudah sedikit mencampuri otakku dengan rayuan mesranya, dan ini akan semakin membuat otakku tidak jernih lagi, ditambah kebiasaan burukku yang berharap Tuhan memaafkan. Aku tahu Tuhan tak setuju.
Rabb, kusadari dengan sepenuh hati bahwa aku sedang melakukan kesalahan, aku menjalani fitrah manusiawiku secara keliru dan salah. Diapun makhlukMU yang tidak buruk, jika aku pura-pura tidak tahu apa yang buruk darinya, aku hanya ingat rasa sayangnya kepadaku yang setidaknya mengingatkanku bahwa ada adamMU yang mau menyayangiku seperti keluargaku mengkhawatirkanku. Karena aku tak sempat untuk mengharapkan seseorang yang sungguh ku cintai sepenuh hati, yang kupilih dengan berbagai pertimbangan, yang kukenali setelah waktu yang lama. Persepsiku hingga saat ini tetap sama Rabb,,, aku tak pernah bisa bersama dengan orang pilihanku sendiri, yang kuharapkan memiliki perasaan yang sama seperti tulusnya aku mencintainya, aku akan merasakan sakit yang sangat hebat Allah,, aku tak mau merasakannya lagi. sepertinya Engkaupun tahu Rabb,,, beberapa adamMU yang manakah yang sebenarnya kupilih. Tidakkah kau takdirkan aku bukan untuk memilih Rabb,,, aku hanya dipilih, dipilih dari seseorang yang mau menyayangiku tulus. Meski aku akan selalu berdoa kepadamu untuk berdampingan hidup dengan adam terbaik pilihanMU, yang membuat hatiku tidak ragu.  Aku akan selalu merasa tak mampu untuk bersama dengan adammu yang benar-benar kuinginkan Allah,,, bantu hamba dari rasa seperti ini.

Minggu, 25 Agustus 2013

Semoga Tuhan Memberi Pelajaran Kepada Anda

hingga sekarang aku tak tahu, sifat polos itu tergolong yang mana baik apa buruk? karena setauku sedikit sifat yang kupunyai itu terkadang disalahgunakan, bukan aku tapi orang lain yang memanfaatkannya. asal tahu saja
bahwa polos bukan berarti orang lain menggunakan itu untuk membuat bodoh sesamanya,
polos yang identik dengan jujur tanpa siasat terus bisa sikapi tanpa meduli sifat kemanusiaannya,
bukankah anda orang baik dan punya nurani manusia seperti wujud anda? atau jangan-jangan anda adalah jelmaan?
tidakkah saya mengenali anda pertama kali sebagai orang yang punya rasa belas kasihan dan tolong menolong?
atau pastinya anda punya keluarga dan anak-anak yang mungkin seusia saya, tidakkah anda bayangkan jika suatu saat anak anda merasakan hal yang sama seperti apa yang anda lakukan kepada saya?
tidakkah anda menyesali bahwa ternyata anda menghidupi istri dan anak-anak anda secara tidak berkah, karena anda telah menzalimi orang lain dengan mengkonsumsi hak orang lain yang sudah menjadi kewajiban anda.
jika anda menjunjung tinggi kehormatan dan harga diri anda, tentunya hari ini anda sudah sangat menyesali, meminta maaf dan segera menyelesaikan hak nya.
dan setauku anda hanya tidak memiliki niat untuk mengembalikan citra anda di mata saya,
sayangnya persepsi saya terhadap anda sudah terbalik dibanding sewaktu awal anda bagaikan malaikat penyelamat, nilai anda sudah minus dimata saya,,, dan pencari kayu bakar jauh lebih hormat dimata saya dibandingkan anda.

Sabtu, 24 Agustus 2013

2 Keinginan Sederhana



Setelah beberapa jam kupanik karena sudah melakukan hal bodoh yang menurutku ini sangat tidak bisa ditoleransi. Lupa membawa dokumen ijasah dan transkrip asli adalah hal yang sangat bodoh sementara aku tak lupa membawa remeh temeh benda kecil yang kalah pentingnya. Untungnya temanku berhasil menenangkanku dengan beberapa pendapat dan sarannya, nyaris putus asa karena khawatir tidak bisa mengikuti hari besok. Dan ahirnya, ini adalah hari pertama setelah aku mengikuti tes PCPM BI tahap 1, iya bersama dengan ribuan pendaftar lainnya konon lebih dari 20 ribuan karena nomor pesertaku saja sudah sampai 20350. Sesampainya aku di tempat tes tepatnya di auditorium pusat studi jepang, fakultas ilmu budaya di UI dan itulah pertama kalinya aku masuk ke universitas itu meski selama ini sering lewat stasiunnya, tapi tidak pernah kesana. Heheehee..,, aga norak masuk kampus yang banyak orang pinternya katanya.
            Tesku berjalan dengan baik-baik saja, karena yang aku takutkan tentang ijasah n trankrip wajib bawa dapat ditoleransi karena kasus ini tidak terjadi padaku saja ternyata, disebelah tempat dudukku saja tidak membawa ijasahnya karena di tahan di tempat kerja nya. Aman.
            Sedang untuk tes nya, ternyata benar hampir mirip dengan psikotes, tentang gambar, deret hitung, menghafal angka, dan logika, macam-macam itu. Untung saja sehari sebelumnya waktu survei kutanyai seseorang di situ tentang bentuk soalnya. Karena prediksiku pertanyaannya mungkin soal perbankan, UU perbankan, moneter dll, ternyata tidak. Jadi sudah kupersiapkan sebelumnya hanya saja ada dua hal yang ku sayangkan karena tidak maksimal, yaitu penghafal simbol angka dan logika karena kurang kupelajari.
            Baiklah, optimis untuk tembus tahap berikutnya dan aku tidak akan terlalu menunggu dan berharap banget karena proses ini akan menghabiskan waktu cukup lama.
            Menjalani hidup, menempuh tahap-demi tahapan proses ujian dan latihan untuk sampai pada posisi karier yang pasti. Sehingga dapat menjadi pijakanku dalam menitih hidup dan memanfaatkan nikmat –nikmat Allah yang sudah dibentangkan di bumi luas dan diturunkan dari langit untuk hambanya termasuk aku. supaya sebagai ladang amalan dan wujud rasa syukurku kepada_Nya atas nikmat potensi dan kesempatan waktu yang diberi. Karena itulah Allah mudahkanlah untukku mencapai tahap dan proses karier sampai berada diposisi yang nyaman untuk kujalani, dari jalan yang engkau ridhoi. Dengan itu aku dapat mendirikan pondasi hidupku sendiri tanpa perlu lagi merepotkan orang terdekat.
            Meski sempat ku menghela nafas lama, pertanda posisiku sudah sedikit aman. Ternyata tidak untuk jangka waktu lama, oase yang kutemukan dipadang pasir itu ternyata kamuflase. Tapi tak pernah ku menyesalinya karena setiap pengalaman adalah pelajaran, setiap waktu yang sudah ku gunakan untuk hal itu adalah semata ibadahku kepadaNya, setidaknya tak kusesali karena kumanfaatkan waktu itu tidak untuk percuma. Demi masa akan datang untuk menjadikan diriku lebih pasti lagi. harus terus berusaha sambil berdoa untuk setiap ikhtiar yang kulakukan, sedikit apapun itu. Setahap demi setahap.
            Bukankah ku menginginkan hal yang wajar dan normal tanpa berlebihan? menjadi orang yang punya kesibukan dengan pekerjaannya supaya bermanfaat buat orang lain dengan ilmu yang kupunya, yang kubisa. Hidup bersama dengan pendamping pilihan Tuhan yang penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Sederhananya itu.