Sabtu, 16 November 2013

Kepingan Mozaik




Malam minggu, biasa saja dan memang tidak terlalu masalah dengan ku kalau aku menghabiskan malam ini di rumah dan ngga kemana-mana dengan siapa. Karena memang aku sendiri lagi sekarang, lebih tepatnya sudah tidak ada seseorang istimewa seperti minggu-minggu sebelumnya. Belum lama aku menjauh dan menghindar untuk bertemu dengannya, dengan maksud untuk segera mengakhiri hubungan yang lebih dari teman, karena penilaianku sudah cukup, dan keputusannya kamu belumlah cukup mampu untuk menjadi seorang imam yang baik untukku nanti, karena itu meski perasaanku tak sampai hati memutuskan ini tapi memang harus. Dan mulai dari dua atau sekitar tiga minggu kemarin, kau sudah tidak lagi menghubungiku, alasan terakhir karena aku tak mau menemuimu. Ya sudah, untuk saat ini biarlah aku memikirkan tentang karier hidup, mencoba menemukan kepingan demi kepingan mozaik dari harapan dan cita-cita masa depan. Meski tak pernah aku pungkiri bahwa suatu saat nanti akan ada waktu dimana aku membutuhkan pelindung, penasihat setia, dan pemberi solusi. Aku akan terus berdoa supaya Allah segera pertemukan aku dan seorang adam disana, yang membuatku merasa cukup.
Ada hal yang ngga kalah pentingnya, moment maha penting buat ku. Tepatnya dua hari lagi, Senin 18 November 2013. Aku dan mantan dosen pembimbing skripsi ku  akan menghadiri sebuah acara semacam konfrensi studi Islam di Mataram, Lombok. Sebelumnya beliaulah yang mendaftarkan tulisanku. Ini adalah kali pertama dalam hidup, yang mewajibkan aku untuk mempresentasikan opini terkait tulisanku itu di forum internasional, sungguh aku takut sekali, canggung, dan deg-degan.. Ya Rabb... lancarkanlah moment selama 4 hari itu. rasa kekawatiran dan galau ku ini sama hal nya antara presentasi di forum dengan naik burung besar garuda di atas awan, karena kecilku dulu aku sangat phobia ketinggian, tapi semoga aman.
Berharap ini adalah kepingan mozaik pertama yang kutemukan, dimana aku diberi kesempatan untuk mengikuti dan turut serta bersama dosenku dalam acara ini. Dengan mozaik itu akan mempermudah aku dalam menemukan kepingan-kepingan yang lain,,, amiin.

Minggu, 08 September 2013

Cinta yang Paradoks



Cinta seperti yang sedang kujalankan saat ini? Aku bahagia dengannya, senang dengan perhatian dan segala macam bentuk kasih sayangnya yang mampu menjadi support dan semangat baru sehari-hari ku dalam pencarian karirku saat ini. Tak mampu ku pungkiri kalau aku butuh stimulus macam itu, disamping usaha dan doa-doa yang sedang kujalani.
Aku lupa, bahkan aku belum menanyakan kepada diriku sendiri sebelum dia dua bulan lalu kuijinkan masuk dalam pintu hatiku. Aku lupa menanyakan apakah aku sungguh mencintainya? Apa dia memang laki-laki pilihan ku, yang membuat aku bahkan bertahun-tahun tak berkeinginan bersama dengan siapapun laki-laki, bahkan seseorang yang jelas-jelas tak diragukan cintanya dan sudah cukup syarat sampai mamahku pun menyetujuinya, malah aku tak memilih dengannya. Sekarang sudah kutinggalkan cerita itu.
Aku sedang melawan diriku sendiri Tuhan. Tidak hanya aku bahkan semua teman yang tahu siapa akupun pasti tahu cinta seperti apa yang kusukai. Aku sadar, yang sedang kujalani ini bukanlah cerita cinta yang terlalu ku sukai. Yang kudapatkan dengan cara singkat, dengan berlanjut harmonis dan penuh rasa kasih sayang yang seperti biasanya pasangan-pasangan lain. Bersama dengan seseorang yang 14 tahun lebih dewasa dariku, tentunya dia lebih mengerti tentang hal seperti ini ketimbang perempuan polos seperti aku.
Keinginanku untuk dapat bersama dengan orang yang menyayangi, peduli dan memahami, apalagi untuk saat ini seiring dengan semakin bertambah dewasa usiaku, aku semakin memerlukannnya untuk metamorfosis hidupku yang baru, supaya aku tidak absen dari sebuah perubahan diri yang selama ini tidak terlalu signifikan, ini memang alasan tak relefan dan kurang peduli prinsip. Hal inilah yang membuat aku tak peduli siapa dia? Bagaimana karakternya? Jelasnya dia sudah memberikan  sebuah stimulus gairah hidup dan turunan-turunanya. Iyah, aku tahu benar dia sudah sedikit mencampuri otakku dengan rayuan mesranya, dan ini akan semakin membuat otakku tidak jernih lagi, ditambah kebiasaan burukku yang berharap Tuhan memaafkan. Aku tahu Tuhan tak setuju.
Rabb, kusadari dengan sepenuh hati bahwa aku sedang melakukan kesalahan, aku menjalani fitrah manusiawiku secara keliru dan salah. Diapun makhlukMU yang tidak buruk, jika aku pura-pura tidak tahu apa yang buruk darinya, aku hanya ingat rasa sayangnya kepadaku yang setidaknya mengingatkanku bahwa ada adamMU yang mau menyayangiku seperti keluargaku mengkhawatirkanku. Karena aku tak sempat untuk mengharapkan seseorang yang sungguh ku cintai sepenuh hati, yang kupilih dengan berbagai pertimbangan, yang kukenali setelah waktu yang lama. Persepsiku hingga saat ini tetap sama Rabb,,, aku tak pernah bisa bersama dengan orang pilihanku sendiri, yang kuharapkan memiliki perasaan yang sama seperti tulusnya aku mencintainya, aku akan merasakan sakit yang sangat hebat Allah,, aku tak mau merasakannya lagi. sepertinya Engkaupun tahu Rabb,,, beberapa adamMU yang manakah yang sebenarnya kupilih. Tidakkah kau takdirkan aku bukan untuk memilih Rabb,,, aku hanya dipilih, dipilih dari seseorang yang mau menyayangiku tulus. Meski aku akan selalu berdoa kepadamu untuk berdampingan hidup dengan adam terbaik pilihanMU, yang membuat hatiku tidak ragu.  Aku akan selalu merasa tak mampu untuk bersama dengan adammu yang benar-benar kuinginkan Allah,,, bantu hamba dari rasa seperti ini.

Minggu, 25 Agustus 2013

Semoga Tuhan Memberi Pelajaran Kepada Anda

hingga sekarang aku tak tahu, sifat polos itu tergolong yang mana baik apa buruk? karena setauku sedikit sifat yang kupunyai itu terkadang disalahgunakan, bukan aku tapi orang lain yang memanfaatkannya. asal tahu saja
bahwa polos bukan berarti orang lain menggunakan itu untuk membuat bodoh sesamanya,
polos yang identik dengan jujur tanpa siasat terus bisa sikapi tanpa meduli sifat kemanusiaannya,
bukankah anda orang baik dan punya nurani manusia seperti wujud anda? atau jangan-jangan anda adalah jelmaan?
tidakkah saya mengenali anda pertama kali sebagai orang yang punya rasa belas kasihan dan tolong menolong?
atau pastinya anda punya keluarga dan anak-anak yang mungkin seusia saya, tidakkah anda bayangkan jika suatu saat anak anda merasakan hal yang sama seperti apa yang anda lakukan kepada saya?
tidakkah anda menyesali bahwa ternyata anda menghidupi istri dan anak-anak anda secara tidak berkah, karena anda telah menzalimi orang lain dengan mengkonsumsi hak orang lain yang sudah menjadi kewajiban anda.
jika anda menjunjung tinggi kehormatan dan harga diri anda, tentunya hari ini anda sudah sangat menyesali, meminta maaf dan segera menyelesaikan hak nya.
dan setauku anda hanya tidak memiliki niat untuk mengembalikan citra anda di mata saya,
sayangnya persepsi saya terhadap anda sudah terbalik dibanding sewaktu awal anda bagaikan malaikat penyelamat, nilai anda sudah minus dimata saya,,, dan pencari kayu bakar jauh lebih hormat dimata saya dibandingkan anda.

Sabtu, 24 Agustus 2013

2 Keinginan Sederhana



Setelah beberapa jam kupanik karena sudah melakukan hal bodoh yang menurutku ini sangat tidak bisa ditoleransi. Lupa membawa dokumen ijasah dan transkrip asli adalah hal yang sangat bodoh sementara aku tak lupa membawa remeh temeh benda kecil yang kalah pentingnya. Untungnya temanku berhasil menenangkanku dengan beberapa pendapat dan sarannya, nyaris putus asa karena khawatir tidak bisa mengikuti hari besok. Dan ahirnya, ini adalah hari pertama setelah aku mengikuti tes PCPM BI tahap 1, iya bersama dengan ribuan pendaftar lainnya konon lebih dari 20 ribuan karena nomor pesertaku saja sudah sampai 20350. Sesampainya aku di tempat tes tepatnya di auditorium pusat studi jepang, fakultas ilmu budaya di UI dan itulah pertama kalinya aku masuk ke universitas itu meski selama ini sering lewat stasiunnya, tapi tidak pernah kesana. Heheehee..,, aga norak masuk kampus yang banyak orang pinternya katanya.
            Tesku berjalan dengan baik-baik saja, karena yang aku takutkan tentang ijasah n trankrip wajib bawa dapat ditoleransi karena kasus ini tidak terjadi padaku saja ternyata, disebelah tempat dudukku saja tidak membawa ijasahnya karena di tahan di tempat kerja nya. Aman.
            Sedang untuk tes nya, ternyata benar hampir mirip dengan psikotes, tentang gambar, deret hitung, menghafal angka, dan logika, macam-macam itu. Untung saja sehari sebelumnya waktu survei kutanyai seseorang di situ tentang bentuk soalnya. Karena prediksiku pertanyaannya mungkin soal perbankan, UU perbankan, moneter dll, ternyata tidak. Jadi sudah kupersiapkan sebelumnya hanya saja ada dua hal yang ku sayangkan karena tidak maksimal, yaitu penghafal simbol angka dan logika karena kurang kupelajari.
            Baiklah, optimis untuk tembus tahap berikutnya dan aku tidak akan terlalu menunggu dan berharap banget karena proses ini akan menghabiskan waktu cukup lama.
            Menjalani hidup, menempuh tahap-demi tahapan proses ujian dan latihan untuk sampai pada posisi karier yang pasti. Sehingga dapat menjadi pijakanku dalam menitih hidup dan memanfaatkan nikmat –nikmat Allah yang sudah dibentangkan di bumi luas dan diturunkan dari langit untuk hambanya termasuk aku. supaya sebagai ladang amalan dan wujud rasa syukurku kepada_Nya atas nikmat potensi dan kesempatan waktu yang diberi. Karena itulah Allah mudahkanlah untukku mencapai tahap dan proses karier sampai berada diposisi yang nyaman untuk kujalani, dari jalan yang engkau ridhoi. Dengan itu aku dapat mendirikan pondasi hidupku sendiri tanpa perlu lagi merepotkan orang terdekat.
            Meski sempat ku menghela nafas lama, pertanda posisiku sudah sedikit aman. Ternyata tidak untuk jangka waktu lama, oase yang kutemukan dipadang pasir itu ternyata kamuflase. Tapi tak pernah ku menyesalinya karena setiap pengalaman adalah pelajaran, setiap waktu yang sudah ku gunakan untuk hal itu adalah semata ibadahku kepadaNya, setidaknya tak kusesali karena kumanfaatkan waktu itu tidak untuk percuma. Demi masa akan datang untuk menjadikan diriku lebih pasti lagi. harus terus berusaha sambil berdoa untuk setiap ikhtiar yang kulakukan, sedikit apapun itu. Setahap demi setahap.
            Bukankah ku menginginkan hal yang wajar dan normal tanpa berlebihan? menjadi orang yang punya kesibukan dengan pekerjaannya supaya bermanfaat buat orang lain dengan ilmu yang kupunya, yang kubisa. Hidup bersama dengan pendamping pilihan Tuhan yang penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Sederhananya itu.
           

Jumat, 26 Juli 2013

Siap – siap MoveOn


Memang, orang tak bisa nawar sampai kapan dia berada di situasi nyaman yang sedang dijalaninya. Mungkin dia akan meniggalkannya tiba-tiba diluar kehendaknya karena suatu keadaan buruk, error yang tak mampu diatasi. Maka bersiaplah untuk MoveOn lagi ke keadaan baru yang harus dia cari lagi. hidup memang seperti itu Guys,,, katanya udah jadi orang gede “baca: Dewasa” ya ini lika-likunya, kaya diiklan kartu seluler bilang kalau jadi orang gede itu menyenangkan, tapi susah dijalani.. aku setuju. Yahhh... baru segini aja, ayolah ta boleh mati daya. Berarti PR untuk selesai lebaran, cari MoveOn yang tepat, katanya pengen ngebanggain ortu ya Do More dong. Di bulan suci ini waktu yang tepat buat banyak meminta sama yang maha memberi, jadi ga boleh absen sholat malem apalagi udah mau hari ke 20 Ramadhan, pengen dapet Lailatul Qadar, malam yang amat istimewa itu.
Tentang cinta baru,, apa kabar cinta???? Yang sudah datang kehatiku belum genap sebulan, meski mungkin namanya setengah cinta, bukan cinta. Karena bersamanya belum merasakan cinta yang suci, hanya saja saling menyayangi, tapi entah sekarang. Sepertinya sudah sedikit berubah, bukankah kamu tak fokus denganku cinta??? Aku tahu. Sebelumnya sempat lupa untuk bilang “Welcome to My Heart” ada syarat mutlak yang aku lupa memberitahumu, dilarang menyakiti dan membuatku menangis jika tidak silahkan keluar dari pintu hatiku. Sayangnya kamu sudah menyakitiku dahulu cinta”, dengan sikap tak berkomitmenku itu. Usia kita baru saja tiga minggu, amat beda dengan selisih usia kita yang terlampau jauh. Semestinya kamupun jauh lebih dewasa dalam menyikapi hidup ketimbang anak kecil macam aku sayang, tapi sepertinya tidak demikian. beruntunglah ku ijinkan kamu masuk ke pintu hatiku, tapi kalau kau sia-siakan,, jangan salahkan aku sayang.

Kamis, 13 Juni 2013

Sebelum Tidur

Syukurlah, saat ini keadaanku membaik. sudah memiliki kesibukan meski dengan tugas-tugas yang masih ringan karena perusahaan yang masih baru, tapi harus banyak belajar. menjalani masa percobaan kerja di perusahaan pertambangan dan batu bara hasil dari relasi ku sendiri yang mengajakku untuk bergabung menjadi staff beliau. berterimakasih kepada Allah karena aku bisa memiliki kesibukan dengan perantara orang lain, berterimakasih juga kepada beliau, orang yang belum lama ku kenal. Syukur alhamdulillah, berharap aku dapat kerja dengan baik di posisi ini, banyak berlatih, mengoreksi dan belajar lagi. tak perlulah mencari lebih lagi, cukup dengan satu posisi yang ku jalani dengan penuh kesungguhan. bukan berarti aku mengubur mimpiku bekerja di tempat idaman seperti di catatan note laptopku, harapan itu tentu ada. hanya saja yang terbaik untuk saat ini adalah yang ku jalani sekarang, cukup dengan bersungguh - sungguh, bukankah apa yang terjadipun adalah salah satu impian di masa sebelumnya? terus berlatih, bekerja dan belajar. 

aku tak pernah takut dengan mimpi - mimpiku, kalaupun ada orang yang bilang aku tak tahu diri, aku tak peduli. hanya saja yang aku takutkan adalah cinta yang percuma dan salah paham. aku tak mau lagi harus merasakan sedih dan sakit terlebih dahulu hanya untuk cinta yang tidak pasti. kalau begitu, lebih baik aku minta tidak dipertemukan dengan orang yang membuat aku bisa merasakan cinta, karena nanti aku pasti akan menangis dengan berbagai persepsi dan imaginasi bohong. aku hanya ingin menunggu, kemudian mengiyakan jika aku mau. simpel saja, karena aku tak mau merugi hanya karena cinta yang tak pernah memberikan kepastian. 

Allah,, maka jika Engkau tak menginginkan aku dengan seorang adamMU yang bisa membuatku mencintainya, maka jangan pernah pertemukan kita Rabb. Temukanlah aku dengan adamMU yang sudah Engkau pilih saja, karena itu pasti berujung bahagia.

Rabu, 22 Mei 2013

Belajar Syukur dan Sabar

Ketika kita berikhtiar untuk mendapatkan apa yang kita mau, namun tak juga tercapai bahkan dalam jangka waktu yang lama, maka akan muncul rasa kekecewaan dan putus asa yang menyebabkan tak mau berbuat apa-apa lagi. Lalu dengan begitu saja menganggap bahwa hal itu percuma dan hanya sudah membuang waktu. Menganggap kalau ikhtiar itu tak akan membedakan kebaikan manusia antara satu dengan yang lainnya. 

Di titik ini, Tuhan sedang memberikan ujian soal berupa masalah- masalah seperti halnya anak sekolah yang sedang menghadapi ujian nasional untuk mendapatkan kelulusan. Tuhan akan menguji seberapa tahankah kita dengan masalah itu dan bagaimana cara kita mengatasinya. Cuman terkadang sebagai manusia biasa, akan merasa berada dititik puncak kesabaran, ingin melakukan suatu perubahan namun tak bisa. Disaat seperti itu maka akan lupa dengan segala hal yang patut disyukuri, lebih banyak dari masalah itu sendiri. 

Orang bijak bilang kesabaran atas masalah yang dihadapi dapat membuat orang lebih dewasa lagi dalam menghadapi hidup. Aku percaya itu, tapi sangat perlu butuh dukungan dan ketenangan untuk menghadapinya hingga dia berhasil, dan ketika aku mengalami kesusahan untuk menemukan pelarian yang tepat, betapa beruntungnya aku ketika Allah selalu siap sedia menerimaku kapan saja, bahkan ketika semua penduduk bumi sedang lelap tidur. Bukankah Tuhanku selalu menerimaku, dalam keadaan apapun? ketika semua aib dan dosa ku yang kupunya masih ditutupiNYA supaya aku masih tetap di cintai makhluknya. Coba saja kalau Allah sudah tak baik lagi dan membuka semua keburukan dan kenaifan ku, pasti sudah membuatku merasa sangat malu.

Belajar memahami dan menghayati kata sabar, bukan berarti pasrah dengan keadaan. sabar, setelah melakukan ikhtiar, meski belum seberapa. Belajar mengerti arti syukur, ketika orang lain sedang susah payah mempertahankan dirinya untuk tetap bisa bertahan hidup, maka aku bisa dengan merdekanya melakukan segala hal dengan nikmat sehat ku hari ini. Syukur, karena bapak dan mamah masih mau memperhatikanku dan peduli, padahal tutur kata dan prasangkaku tak sebaik mereka.

"Sabar di balik kesulitan, pasti ada kemudahan "
"Man Shabara Zhafira" Barang siapa yang bersabar, maka beruntunglah dia. kukutip kata ini dari buku Ranah 3 Warna karya A.Fuadi